Kenapa Nabi Muhammad SAW Dilahirkan di Bulan Robi'ul Awwal?
Ketika kita berangan-angan, kenapa Allah menakdirkan Rasulullah saw dilahirkan di bulan Rabiul Awal, bukan bulan lainnya. Sebutlah semisal asyhur al-hurum (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab), Syawal atau Ramadhan. Mengapa juga harus hari Senin, padahal ada hari Jum'at yang katanya merupakan sayyidul ayyam (tuannya hari).
Pertanyaan ini ternyata sudah dibahas oleh ulama', Ibnu al-Haj telah memberikan 4 alasan mengapa bisa demikian. Argumentasi beliau dikutip oleh Imam Al-Suyuthi, dikatakan;
فَائِدَةٌ: قَالَ ابن الحاج: فَإِنْ قِيلَ: مَا الْحِكْمَةُ فِي كَوْنِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ خُصَّ مَوْلِدُهُ الْكَرِيمُ بِشَهْرِ رَبِيعٍ الْأَوَّلِ وَيَوْمِ الِاثْنَيْنِ وَلَمْ يَكُنْ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ وَفِيهِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ، وَلَا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ وَلَا فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَلَا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَتِهَا؟ فَالْجَوَابُ مِنْ أَرْبَعَةِ أَوْجُهٍ:
Faidah dari Ibnu Al-Haj: Jika ada yang bertanya, "Apakah hikmah dalam kekhususan kelahiran nabi SAW pada bulan Rabiul Awal dan hari Senin, bukan pada bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan Qur'an dan terdapat lailatul qodr, atau bukan pada asyurul hurum (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab) atau bukan pada pertengahan bulan Sya'ban,atau bukan pada hari atau malam jum'at ? Maka Jawabannya ada empat alasan :
الْأَوَّلُ: مَا وَرَدَ فِي الْحَدِيثِ مِنْ أَنَّ اللَّهَ خَلَقَ الشَّجَرَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، وَفِي ذَلِكَ تَنْبِيهٌ عَظِيمٌ، وَهُوَ أَنْ خَلْقَ الْأَقْوَاتِ وَالْأَرْزَاقِ وَالْفَوَاكِهِ وَالْخَيْرَاتِ الَّتِي يَمْتَدُّ بِهِ بَنُو آدَمَ وَيَحْيَوْنَ وَتَطِيبُ بِهَا نُفُوسُهُمْ.
Pertama karena ada hadits: Bahwa Allah menciptakan pohon pada hari Senin,dan dalam penciptaannya ada banyak terkandung tanbih yang agung, yaitu bahwa penciptaan makanan pokok dan rezeki dan buah-buahan dan segala kebaikan itulah yang melestarikan kehidupan bani adam, dan menjaga kehidupannya.
الثَّانِي: أَنَّ فِي لَفْظَةِ رَبِيعٍ إِشَارَةً وَتَفَاؤُلًا حَسَنًا بِالنِّسْبَةِ إِلَى اشْتِقَاقِهِ، وَقَدْ قَالَ أبو عبد الرحمن الصقلي: لِكُلِّ إِنْسَانٍ مِنِ اسْمِهِ نَصِيبٌ.
Kedua bahwa pada lafadz Rabi terdapat isyaroh dan tafa`ul yang baik dinisbatkan pada akar kata rabi'.
Abu Abdur Rahman berkata: Pada setiap manusia ada bagian arti dan makna tersendiri dalam namanya.
الثَّالِثُ: أَنَّ فَصْلَ الرَّبِيعِ أَعْدَلُ الْفُصُولِ وَأَحْسَنُهَا، وَشَرِيعَتُهُ أَعْدَلُ الشَّرَائِعِ وَأَسْمَحُهَا.
Ketiga bahwa bulan Rabiul Awal adalah bulan yang netral, dan masuk pada musim yang paling baik dalam setahun. Dan syariatnya Nabi adalah moderat dan yang paling toleran.
الرَّابِعُ: أَنَّ الْحَكِيمَ سُبْحَانَهُ أَرَادَ أَنْ يُشَرِّفَ بِهِ الزَّمَانَ الَّذِي وُلِدَ فِيهِ، فَلَوْ وُلِدَ فِي الْأَوْقَاتِ الْمُتَقَدِّمِ ذِكْرُهَا لَكَانَ قَدْ يُتَوَهَّمُ أَنَّهُ يَتَشَرَّفُ بِهَا. تَمَّ الْكِتَابُ، وَلَلَّهِ الْحَمْدُ وَالْمِنَّةُ.
Keempat bahwa Allah yang maha bijaksana berkehendak memuliakan zaman atau waktu dimana Nabi dilahirkan (Rabiul awal). Maka jika dilahirkan pada waktu-waktu yang disebutkan di atas (Asyhurul Hurum/hari jum'at), Maka akan disalahpahami kemulyaan nabi disebabkan kemulyaan bulannya/harinya.
Telah sempurna tulisan ini, kepada Allah segala pujian dan anugerah tersampaikan
Keterangan ini disadur dari karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi yang berjudul Al-Hawi li al-Fatawi, Juz 1 Halaman 230.
Wallahu A'lam bisshawab...
Redaktur : Nuzulul Huda (Mahasantri Ma'had Aly Faidhu Dzil Jalal Ngangkruk)
Komentar
Tambahkan Komentar Baru